PASANG IKLAN DISINI

Senin, 07 Oktober 2013

Teknologi Nano

Kali ini saya Admin dari YUBEL BLOGER akan menjelaskan tentang teknologi nano
simaka penjelasannya di bawah ini:
chek this Out ....

Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada ukuran sangat kecil. Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano (nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano (nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).

Teknologi Nano

 Skala nano terbilang unik karena tidak ada struktur padat yang dapat diperkecil. Hal unik lainnya adalah bahwa mekanisme dunia biologis dan fisis berlangsung pada skala 0.1 hingga 100 nm. Pada dimensi ini material menunjukkan sifat fisis yang berbeda; sehingga saintis berharap akan menemukan efek yang baru pada skala nano dan memberi terobosan bagi teknologi.

Teknologi Nano

Indonesia akan Punya 300 Ilmuwan Teknologi Nano

Jakarta - Masyarakat Nano Indonesia menargetkan tahun 2013 Indonesia akan memiliki 300 ilmuwan yang fokus di bidang pengembangan nanoteknologi.

Executive Director Masyarakat Nano Indonesia, Suryandaru, mengungkapkan bahwa hingga saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 100 ilmuwan nanoteknologi. Jumlah itu didasari saat tahun 2008, Masyarakat Nano Indonesia pernah menerbitkan buku 100 dokter nano.

"Masyarakat Nano Indonesia terbentuk pada tahun 2005, yang didalamnya berisi peneliti LIPI, Batan, BPPT, dan beberapa kementerian," katanya di sela-sela Workshop Nasional Nanoteknologi untuk Memperkuat Kapasitas Manajemen Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Rabu (26/6).

Di Indonesia lanjutnya MNI fokuskan pengembangan nanoteknologi menjadi tiga hal, pertama nano material dan coating, farmasi, pangan dan pertanian.

"Produk-produk nanoteknologi yang ada di Indonesia lebih kepada produk herbal dan pertanian," ucapnya.

Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal memandang nanoteknologi bisa diaplikasikan ke banyak bidang, seperti energi dan coating.

"Sebetulnya peneliti-peneliti kita sudah sangat ahli dalam nanoteknologi. Tapi, yang belum terjadi adalah kerja sama dengan industri, sehingga produk-produk dari hasil penelitian belum banyak yang diaplikasikan oleh industri," ungkapnya.

Saat ini Komisi Inovasi Nasional sudah mengambil inisiatif untuk mengumpulkan ikatan Kamar Dagang dan Industri agar produk-produk nanoteknologi buatan dalam negeri yang dipakai oleh industri.

Selama ini lanjutnya banyak industri yang masih mengimpor produk nanoteknologi, padahal di Indonesia sudah banyak tersedia.

KIN pun tambahnya sudah mengumpulkan departemen-departemen yang memiliki penelitian nanoteknologi bersatu dan bersinergi untuk fokus menciptakan produk nanoteknologi untuk kebutuhan dasar manusia dan industri.

Ia menyadari dana penelitian memang masih menjadi masalah di negeri ini. Untuk mengembangkan nanoteknologi di Indonesia selama lima tahun hanya sekitar US$ 3 juta. Sedangkan China memiliki dana hingga US$300 juta per tahun.

"Meskipun kecil, kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin," ucapnya.

Sebab menurutnya, Indonesia sudah punya peneliti, sumber daya alam yang bisa menjadi potensi besar untuk mengembangkan nanoteknologi. Hanya tinggal sarana dan prasarana saja yang perlu ditingkatkan.

Teknologi Nano
2013

Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia. Sebagai contohnya adalah katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara, devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk, beberapa pelindung terik matahari dan kosmetik yang secara transparan dapat menghalangi radiasi berbahaya dari matahari, dan pelapis khusus pakaian dan perlengkapan olahraga yang dapat meningkatkan kinerja dan performa atlit. Hingga saat ini para ilmuwan yakin bahwa mereka baru menguak sedikit dari potensi teknologi nano. Teknologi nano atau nanotechnology sekarang makin pesat perkembangannya. Nanometer sendiri artinya satu per satu miliar meter, sehingga teknologi ini juga berkaitan dengan penciptaan benda-benda kecil. Di dalamnya tergabung ilmu fisika, teknik, biologi molekuler, serta kimia. Aplikasi Teknologi Nano Teknologi Nano adalah teknologi masa depan. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan seluruh aspek kehidupan manusia akan menggunakan produk-produk yg menggunakan teknologi nano yg diaplikasikan dalam bidang : - Medis & Pengobatan - Automotif - Home Appliance - Farmasi - Lingkungan Hidup - Komputer - Kosmetik - Militer - Tekstil - Konservasi Energi Bagaimana dengan Indonesia? Hingga 2009, produk nasional yang menggunakan teknologi nano jumlahnya masih terbilang kurang, yaitu hanya mencapai 30% dari keseluruhan produk. Padahal penggunaan teknologi nano dinilai memberikan manfaat efisiensi dan efektivitas yang lebih baik dalam suatu produk. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam acara pembukaan Ritech Expo 2010 di Jakarta, Jumat (20/8). "Banyak produk-produk yang menggunakan nano technology itu bukan hanya efisien, tetapi juga memberikan pemanfaatan yang jauh lebih efektif," katanya. Hidayat menjelaskan, teknologi nano merupakan penemuan dalam sifat dan kinerja material pada ukuran nano atau sepersatu miliar meter (10 pangkat -9 m) yang ternyata memiliki keunikan dan keunggulan dibandingkan pada skala meter atau bahkan mikro meter pun. Teknologi nano telah mengubah material desain yang disusun dalam orde atom per atom atau molekul per molekul, sehingga diperoleh suatu bahan yang memiliki sifat istimewa. Namun begitu kebanyakan bahan baku dan penolong produk teknologi nano masih diimpor. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi mengatakan bahwa hampir seluruh atau 90% bahan baku dan penolong teknologi nano masih berasal dari luar negeri. Kemenperin sendiri menginginkan agar impor bahan baku dan penolong produk teknologi nano dapat ditekan dan kemudian menggerakan peneliti Indonesia untuk memproduksi bahan baku dan penolong tersebut. "Sekarang ada PVC (polyvinyl chloride), karet, lampu, logam sudah mulai memproduksi. Untuk cat juga ada, sepatu juga ada," tutur Dedi. Namun semua produksi tersebut masih berada di level laboratorium. Untuk ke depan Kemenperin akan mengakselerasi dan mentransformasi produksi bahan baku dan penolong produk teknologi nano di level komersial.


Itu lah Postingan dari saya semoga bermanfaat
terimakasih.
jangan lupa Follow & komentar yah ^_^

0 komentar:

Posting Komentar